Rabu, 14 November 2012

Lokomotif U-18C

          Sebelum diberi nama lokomotif CC 201,di tingkat perkeretaapian dunia lokomotif andalan PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini, dikenal dengan sebutan lokomotif  U-18C. Lokomotif hasil rekayasa para desain enginer pabrik lokomotif General Electric (GE), Amerika Serikat ini, sangat prima sehingga banyak diimpor oleh berbagai negara, diantaranya : Brazil, Argentina, Negeria, Mozambik, dan Turki. Lokomotif ini banyak diekspor GE ke Afrika Selatan dan digunakan oleh South Africa Railway (SAR). Lokomotif U-18C bersaing ketat dengan lokomotif buatan ALCO seri DL500 yang juga memiliki tenaga 1950/1800 HP.
          Seri U-18C artinya adalah:U= Universal Series; 18= bertenaga 1800 HP; dan C adalah konfigurasi gandar penggerak  Co`-Co` (3+3). Lokomotif seri ini diminati pasar dunia karena kekuatannya, setelah lokomotif keluarga seri U ini diberi mesin diesel seri GE 7FDL-8, sehingga mampu berlari sekitar 100 km/jam.Lokomotif U-18C adalah bagian dari keluarga besar lokomotif seri U.
          Lokomotif-lokomotif seri U lainnya, adalah: U-4B, U-6B, U-9B, U-9C, U-12B, U-12C, U-18B, U-18C, dan UD-18B.Pabrik lokomotif GE sudah memproduksi seri earlier locomotives ini, sejak tahun 1956 di Arie, Pennsylvania, Amerika Serikat.Tuuh dari seri tersebut yaitu: U4B, U6B, U9B, U9C, U12B, U12C dan U18C sangat diunggulkan karena bisa"beradaptasi" pada jalur rel dengan lebar sepur berbeda.khusus U-18C dianggap paling cocok untuk lebar sepur sempit, seperti Indonesia (1067 mm) dan Afrika Selatan


                   Ini adalah gambar Lokomotif U-18C milik SAR pada tahun 1977

          Lokomotif U-18C ini bahkan dianggap sebagai dasar desain dari lokomotif U-20C yang kini menggunakan mesin GE 7FDI-12 seperti yang dipakai perkeretaapian Selandia Baru. Khusus untuk kereta api di Afrika Selatan, GE membuat varian U-18C yaitu U-18C1s. Mesin GE 7FDL bersistem DC-DC dengan mesin v-8 supercharged ini tampaknya memang berdaya tahan prima dan mudah dirawat. Faktor inilah yang dijadikan alasan kuat, sehingga Indonesia lebih memilihnya sebagai lokomotif utama selama kurun waktu 1977-1995. Bahkan hingga kini legenda keperkasaan lokomotif  CC 201 tak lenyap meski PT Kereta Api Indonesia (Persero) sudah mendatangkan lokomotif CC 202, CC 203, CC 204. Si Kuda Perkasa CC 201 ini tetap mampu bersanding saling bahu-membahu bersama saudaranya yang lebih muda, meski kemampuan daya tariknya berada di bawahnya. Sayang dan cintanya PT Kereta Api Indonesia (Persero) terhadap lokomotif CC 201 ini terlihat dalam program upgrade atau repowering lokomotif hidung nonjol ini agar memiliki tenaga sekuat CC 203 dan CC 204. Di pabrik lokomotif GE, lokomotif bermesin GE 7FDL ini mulai diperkenalkan ke pasar dunia pada tahun 1976. Indonesia mulai mengimpornya tahun 1977.
          Di tingkat dunia kemampuan mesin GE 7FDL memang diakui dan telah digunakan pada 15.000 lokomotif dunia di 20 negara. Ada tiga jenis mesin GE 7FDL, yaitu: 7FDL-8 (1420-2150 HP) yang digunakan pada lokomotif seri U-13B hingga U-18C. Mesin 7FDL-12 (2150-2390 HP) yang digunakan lokomotif seri U-20C hingga U-22C. Mesin 7FDL-16 (4100-4500 HP) digunakan pada lokomotif unggulan GE, termasuk Blue Tiger (Pakistan, Malaysia, dan Jerman), serta TE10 dan TE114 (Rusia).

Ini adalah gambar Lokomotif Blue Tiger Jerman

          Mesin GE 7FDL memiliki beragam keunggulan: daya tahan mesin lebih lama, irit BBM, dan hemat perawatan, tetap bekerja baik di ketinggiaan 3000 m, dan emisi gas buang dibawah standar EPA, Kyoto, dan standar UIC (Union Internationale des Chemis de Fer).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar